Jumat, Agustus 22, 2008

Saat Embun Tak Kunjung Datang

Kutersudut di ujung tembok yang gelap


Di kala hati mati terkuras luka


Menganga menimbulkan nanah berbau bangkai


Ku tak sanggup


Ku tak mampu…..


Tutupi luka dengan tangan ini


Terlalu lebar hingga tangan ini tak patuh


Terlalu dalam hingga menembus punggung
Apalah guna manusia bangkai ini


Tercampak menyungkur tanah


Jilati sisa embun yang mungkin terselamatkan


Namun semua percuma


Embun itu hilang terserap tanah, aku terus menggali


Harapkan ada setetes embun yang mungkin tak pernah ada
Mimpi, kuyakin ini mimpi


Ku tertunduk menatap bintang


Harapkan pagi segera menjelang


Namun tak kunjung datangku menangis, lalu kurobek mata ini…..ku terhempas
Ku kumpulkan serpihan embun berwarna darah


Tercecer basahi tubuh


Ku menjerit, ku tertawa, ku meringis………


Ku tak merasa apa-apa


Karena kini, ku bangkai berhati mati
Apa guna diri kini


Seonggok daging tak berhati


Ku yang terduduk diam


Kini dalam kesunyian malam


Temani gelap yang pekat


Menunggu embun dalam tanah berbatu.

Tidak ada komentar: